Minggu, 31 Oktober 2010

Makalah Sosiolingustik


KATA PENGANTAR

Puji  syukur  penulis  panjatkan atas kehadirat  Allah  SWT,  karena  berkat  Rahmat  dan Hidayah-Nya lah sehingga makalah yang berjudul  “Bahasa dan Jenis Kelamin”  ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Sosiolingustik yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah kami berikutnya. Penulis juga berharap agar apa yang penulis buat ini dapat berguna bagi pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya.
                                                Makassar, 09 Oktober 2010


                                                 Penulis





Rounded Rectangle: i
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………       i
DAFTAR ISI   …………………………………...        ii
BAB I . PENDAHULUAN
A.             LATAR BELAKANG   ……………….        1
B.             RUMUSAN MASALAH   …………….        2
C.             TUJUAN    …………………………….        2
D.             MANFAAT    ………………………….        2
BAB II. PEMBAHASAN
A. TINDAK TUTUR WANITA
    DAN PRIA                                ..………        3
B.             PERBEDAAN TINDAK TUTUR
WANITA DENGAN PRIA        ………        4
BAB III PENUTUP                                               
        A. KESIMPULAN ………………………….        13
        B. SARAN ………………………………….        14
DAFTAR PUSTAKA ..…………………………..        15
LAMPIRAN  



Rounded Rectangle: ii
 

BAB I
PENDAHULUAN
                                                          
A.   Latar Belakang
Hubungan yang ada dalam masyarakat antara perbedaaan-perbedaan sosial dan bahasa, dan bentuk-bentuk bahasa itu pada masing-masing golongan sosial. Dua perbedaan yaitu kelas sosisl dan kelompok etnik. Pengaruh kedua faktor berbeda terhadap bahasa itu memiliki garis yang sejajar dengan faktor pembeda geografis. Jika dialek geografis dibatasi oleh rintangan alam, dialek sosial dibatasi  oleh rintangan sosial (social barrier); kalau dua dialek regional dipisahkan oleh jarak geografis. Dua dialek sosial terjadi karena ada jarak sosial. Baik kelompok yang bersifat sosial maupun gteografis mempunyai ciri-ciri kebahasaan umum kalangan mereka karena anggota-anggota kelompok sering berkomunikasi dengan anggota kelompoknya dengan menggunakan ragam bahasa dengan ciri tersebut, tetapi jarang untuk anggota lainnya.
Rounded Rectangle: 1Aspek berbeda kebahasan yang tidak selalu ada dalam bahasa, yaitu jenis kelamin, akan kami bahasa dalam makalah ini. Menurut penelitian memang ada sejumlah masyarakat tutur pria berbeda dengan wanita.   
B.   Rumusan Masalah
1.   Mengapa tutur wanita dan pria tidak sama.
2.   Hal-hal apa yang menyebabkan tutur pria dan wanita berbeda.
C.   Tujuan
1.   Untuk mengetahui tindak tutur pria dan wanita
2.   Untuk mengetahui penyebab perbedaan tindak tutur pria dan wanita.
D.   Manfaat
 Kita dapat mengetahui perbedaan tindak tutur pria dan wanita dan hal-hal apa yang menjadi penyebabnya.







Rounded Rectangle: 2
 

BAB II
PEMBAHASAN

1.     Tindak Tutur Wanita dengan Pria
        Tidak tutur wanita memang berbeda dengan pria, Mulgtamiah dan Basuki mengutip beberapa pandangan para pakar dialektologi “tradisional” tentang wanita yang akan dijadikan informan.  Itu Wanita cenderung yang mempunyai sikap “hiperkolek” sehingga dianggap mengaburkan situasi yang sebenarnya dikehendaki oleh para peneliti. Karena mereka dianggap warga Negara “kelas dua” seperti itu mereka menghadirkan emansipasi.
        Karena posisi seperti itu wanita berusaha keras dengan segala cara untuk “meningkatkan” dirinya sederajat dengan laki-laki dan salah satu cara yang efektif adalah dengan memahami bahasa ragam baku sebaik-baiknya, karena ragam baku mempunyai konotasi terpelajar, berstatus, berkualitas, kompoten, independen, dan kuat.
Rounded Rectangle: 3        Namun dilain pihak ada pula yang cederung memakai wanita sebagai responden seperti dilakukan oleh Wartburg (1925:133); “Sepanjang menyangkut bahasa, setiap orang tahu wanita itu konservatif dari pada pria, mereka lebih fanatik menyimpan tutur warisan bahasa kita”.pendapat ini ditunjang oleh Coates (1987:42); “Wanita itu hampir tidak pernah meninggalkan desanya, tidak seperti pria; wanita tinggal di rumah dan berbincang dengan sesama wanita lain, dan tidak bergaul dengan orang asing, wanita tidak mengikuti wajib militer”.
        Samarin (1967) menyatakan: “lebih bijaksana kalau seorang peneliti pertama-tama bekerja dengan informan wanita jika pertanyaannya menyangkut urusan rumah atau hal-hal yang menyangkut kewanitaan.    
2.     Perbedaan Tindak Tutur Wanita dengan Pria
a. Gerak Anggota Badan dan Ekspresi Wajah
Perbedaan pria dengan wanita itu mungkin tidak langsung menyangkut masalah bahasa atau strukturnya, melainkan hal-hal yang membarengi tutur. Hal-hal lain yang membarengi itu adalah gerak anggota badan (gesture) dan ekspresi wajah.
Rounded Rectangle: 4Gesture adalah gerak anggota badan seperti kepala, tangan, jari yang menyertai tutur. Contohnya orang yang mengatakan “ya” akan menganggukkan kepalanya sedangkan orang yang mengatakan “tidak” akan menggelengkan kepala.
b. Suara dan Intonasi
Banyak orang yang bisa mengenal suara pria atau wanita, karena secara umum bisa dikatakan volume suara pria relatif lebih besar daripada wanita. Dalam dunia seni suara kita kenal golongan suara pria dan wanita. Pada wanita misalnya, ada suara alto dan sopran, pada pria ada suara tenor dan bass. Semua ini tentu berhubungan dengan organ-organ tubuh penghasil suara. Kita juga bisa merasakan dalam hal bicara, setidaknya terlihat pada beberapa suku di Indonesia, suara wanita lebih lembut dibandingkan dengan suara pria. Hal ini sedikit banyak berkaitan dengan nilai sosial (social value) atau tata krama dan sopan santun yang terdapat pada orang itu.
c. Fonem sebagai ciri pembeda
Rounded Rectangle: 5Vokal pada tutur wanita, dalam banyak logat atau ragam bahasa Inggris Amerika, telah ditemukan posisinya lebih “meminggir” atau “menepi” (lebih kedepan, kebelakang, lebih tinggi atau lebih rendah) dibandingkan vokal pria. Ada dua fonem yang khusus untuk pria dan untuk wanita dalam bahasa Yukaghir, Asia Timur Laut. Keduanya dilafalkan sama oleh anak-anak yang sama dilafalkan oleh wanita dewasa dan berbeda pada wanita usia tua. Lafal pria dewasa berbeda dengan lafal pada waktu kanak-kanak mereka, dan berbeda pula ketika mereka sudah tua. Perkembangan itu dapat diskemakan demikian
                Kanak-kanak         Dewasa                   Tua
P :    / tz / ,  / dz /             / tj / , / dj /               / cj / , / jj /
W : / tz / , / dz /              / tz / , / dz /              / cj / , / jj /
d. Kasus Hindia Barat
Ketika  orang-orang Eropa pertama kali tiba di kepulauan Antillen Kecil, Hindia Barat dan mengadakan kontak dengan orang Indian Karibia. Mereka menemukan pria dan wanita menggunakan bahasa yang berbeda, pengamatan selanjutnya menunjukkan sebenarnya mereka itu bukan menggunakan bahasa yang berbeda, melainkan hanya ragam yang berbeda dalam satu bahasa dan itupun hanya menyangkut kosakata dalam frase.
e. Teori Tabu
Rounded Rectangle: 6Tabu memegang peranan penting dalam bahasa. Ilmu ini memperhatikan tabu sebagai berubahnya makna kata. Sebuah kata yang ditabukan tidak dipakai, kemudian digunakan kata lain yang sudah mempunyai makna sendiri. Akibanya, kata yang di tabukan itu memperoleh beban makna tambahan. Tabu itu tidak hanya menyangkut ketakutan terhadap roh gaib, melainkan juga berkaitan dengan sopan santun dan tata krama pergaulan sosial, orang yang tidak ingin dianggap tidak sopan akan menghindarkan penggunaan kata-kata tertentu, contohnya adalah penabuaan kata yang hampir sama bunyinya dengan bunyi kata yang di tabukan itu apa yang pernah terjadi di Malaysia. Di Malaysia kata butuh di tabukan karena dianggap porno.
f.   Teori sistem kekerabatan
Bahasa Chiqiuto, bahasa Indian Amerika di Bolivia, bila seorang wanita ingin mengatakan kakak saya laki-laki, ia mengetakan icibausi, sedangkan pria mengatakan tsaruki. Perbedaan kosakata ini jelas bukan karena masalah tabu, melainkan akibat dari sistem kekerabatan dan sistem jenis kelamin. Perbedaan kata itu di dasarkan atas jenis kelamin penutur atau orang yang menyapa. Cara ini di temukan pada hubungan lain, misalnya :

Rounded Rectangle: 7
 

Penutur Pria          Penutur Wanita
‘ayah saya’              ijai                   isupu
‘ibu saya’                        ipaki                        ipapa
Perbedaan ini bertolak belakang dengan yang ada dalam Bahasa Indonesia, perbedaan didasarkan pada orang yang disapa atau yang disebut, bukan kepada orang bertutur. Kata paman atau bibi mengacu pada jenis kelamin yang berbeda dari orang yang kita sapa.
g. Konservatif dan Inovatif
Ada situasi yang menarik dalam perbedaan ragam tutur pria dan wanita yang tidak bisa dijelaskan dengan teori tabu. Situasi itu adalah yang terdapat dalam bahasa Koasati, suatu bahasa Indian Amerika. Perbedaan ragam ini melibatkan fonologi dan bentuk-bentuk kata ganti persona. Contohnya :
Makna                            Pria                 Wanita
‘dia sedang berkata’      / ka:s /               / ka: /
‘itu jangan diangkat’     / lakauci:s /      / lakaucin /
Rounded Rectangle: 8Tutur pria cenderung mengarah kepada bunyi / s / pada bagian akhir kata, sedangkan wanita tidak demikian. Jika seorang anak laki-laki mengatakan /ka:/ misalnya, ibunya akan memperingatkan itu tidak benar, dan berkata “jangan begitu, kau harus mengatakan /ka:s/ (harus ada / s / -nya)”.
h. Sikap Sosial dan Kejantanan
Berdasarkan hasil survei telah dinyatakan bahwa perhitungan faktor kelas sosial, etnik dan umur para wanita secara konsekuen menggunakan bentuk-bentuk yang lebih mendekati bentuk-bentuk ragam baku atau logat dengan prestise tinggi dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang digunakan pria. Dengan kata lain, para wanita Inggris (yang modern) seperti halnya wanita Koasati (yang modern) menggunakan bentuk-bentuk yang dianggap lebih baik daripada yang digunakan pria.
Keragaman bahasa berdasarkan jenis kelamin timbul karena bahasa sebagai gejala sosial erat hubungannya dengan sikap sosial. Secara sosial pria dan wanita berperan karena masyarakat menentukan peranan sosial yang berbeda.
i.   Prestise Tersembunyi
Rounded Rectangle: 9Dalam hal ini ada pendapat yang mengatakan bahwa ragam bahasa non baku dan kelas buruh rendahan itu juga mempunyai “prestise” dan ini khusus dimiliki oleh pria (yang umumnya pekerja rendah). Labov menamakan jenis prestise ini sebagai prestise tersembunyi atau terselubung karena sikap ini tidak diungkapkan secara nyata dan terbuka. Sikap ini juga secara mencolok menyimpang dari alur nilai-nilai sosial pokok yang didasari oleh tiap orang.
j.   Wanita Sebagai Pelopor Perubahan
Tutur wanita dalam masyarakat Koasati terutama pada masyarakat Chuckhi lebih konservatif daripada pria. Artinya, perubahan bahasa dipelopori oleh pria. Akan tetapi, jika terdepat sejenis ragam bahasa berstatus tinggi atau bernorma nasional (bukan regional, bukan dialek), perubahan kearah norma ini lebih sering dipelopori oleh wanita. Menurut anggapan orang, hal ini terjadi karena pentingnya ketepatan dan kebenaran.
k. Penelitian di Indonesia
Rounded Rectangle: 10Penelitian ragam bahasa pria dan wanita di Indonesia belum banyak dilakukan. Satu diantaranya yang sedikit adalah penelitian Suhardi (Sumarsono & Partana, 2002:125) tentang sikap kebahasaan kaum wanita di sebagian kota Jakarta. Secara umum dapat dikatakan sikap kebahasaan wanita cenderung mendua. Artinya, ada semacam kontroversi atau pertentangan sikap. Di satu pihak berdasarkan analisis dari segi usia, pekerjaan, maupun pendidikan, kaum wanita itu tidak begitu menganggap penting penguasaan bahasa ibu, jarang mengikuti siaran-siaran TV/radio.
Sikap wanita yang mendua sejalan dengan dugaan Elyan dkk. (1988) wanita bersifat androgin (mendua). Menurut Elyan, wanita-wanita di kota-kota besar cenderung mendua; mereka juga ingin maju dan kuat (perkasa) seperti pria, tetapi juga tidak mau kehilangan kefeminiman.
l.   Ragam Bahasa Waria dan Gay
Rounded Rectangle: 11Waria (singkatan dari Wanita-Pria) merujuk kepada orang-orang yang secara biologis atau fisik berkelamin laki-laki tetapi berpenampilan (berpakaian dan berdandan) serta berprilaku seperti sebagai perempuan. Gay (atau Homoseks atau Homo) merujuk kepada laki-laki yang menuyukai sesama laki-laki secara emosional dan seksual. Bahasa mereka dapat ditinjau dari dua segi, yaitu : (A) struktur pembentukan istilah dengan kaidah perubahan bunyi yang produktif, dan teramalkan, dan (B) penciptaan istilah baru atau pemberiaan makna pada istilah umur yang sudah ada. Pada unsur (A) ada dua jenis pokok, yaitu (A1) yang berdasarkan kata bahasa jawa, dan (A2) yang berdasarkan kata-kata bahasa Indonesia. Unsur (A2) dapat dibedakan menjadi dua pula, yaitu (A2a) jenis kata-katanya berakhir dengan –ong dan (A2b) jenis kata yang berakhir dengan –s. Kaum waria umumnya memamakai A1, sedangkan gay memakai A1 maupun A2. Jenis B dipakai oleh keduanya.
Contoh : A1:
Banci                          :       siban
Lanang ‘laki-laki’      :       silan
Payu ‘laku’                :       sipa
Contoh : A2a:
Banci             : bencong
Homo            : hemong
Contoh : A2b:
Banci             : bences
Homo            : hemes
Tentang jenis B dapat dikatakan, jenis itu sangat berubah-ubah dan sulit dicari kaidahnya. Wujud bahasa ini hampir serupa dengan bahasa remaja.
Rounded Rectangle: 12
 

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.     Aspek pembeda kebahasaan yang tidak selalu ada dalam bahasa adalah jenis kelamin.
2.     Aspek-aspek yang membedakan bahasa antara pria dan wanita, antara lain :
a.      Gerak Anggota Badan dan Ekspresi Wajah
b.     Suara dan Intonasi
c.      Fonem sebagai ciri pembeda
d.     Kasus Hindia Belanda
e.      Teori Tabu
f.       Teori Sistem Kekerabatan
g.     Konservatif dan Inovatif
h.     Sikap Sosial Kejantanan
i.        Prestise Tersembunyi
j.        Wanita sebagai pelopor perubahan
k.     Penelitiaan di Indonesia
l.        Ragam Bahasa Waria dan Gay
Rounded Rectangle: 13
 

B.   Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami dengan baik perbedaan tindak tutur pria dan wanita dan hal-hal apa yang menjadi penyebabnya. Sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.























Rounded Rectangle: 14
 

DAFTAR PUSTAKA

Sumarsono & Partana, Paina. 2002. Sosiolingusitik. Yogyakarta: Sabda.
Saleh, Muhammad & Mahmudah. 2006. Sosiolinguistik. Makassar: Badan Penerbit UNM.























Rounded Rectangle: 15
 

LAMPIRAN
Berita Acara
Pertemuan I
Topik                      :      Pembagian tugas pada masing-masing anggota kelompok untuk mencari meteri yang akan dibahas nantinya.
Hari / Tanggal        :       Jumat, 9 Oktober 2010
Waktu                      :       10.00 - 12.30 Wita
Tempat                    :       Kampus FBS (Sekretariat Aspirasi)
Hasil diskusi           :      Materi yang sudah ada dikumpulkan dan diketik, tapi belum dirampungkan.
No
Nama
Nim
Ttd
Ket
1
A.Nurmiyanti Halik
095104003

Kemeja Biru, Rok Putih, Jilbab Biru
2
Imam Shidiq Laewe
095104015

Kemeja Biru, Celana Putih kebiruan, Sepatu Putih
3
Miranda S
095104017

Kemeja Putih Garis Coklat, Rok Merah Jambu dan Sepatu Hitam
4
Maryam Rajab
Rounded Rectangle: 16095104035

Kemeja Merah, Jilbab Merah, Rok Hitam dan Sepatu Hitam
LAMPIRAN
Berita Acara
Pertemuan II
Topik                      :       Pembagian tugas pada masing-masing anggota kelompok untuk mencari meteri yang akan dibahas nantinya.
Hari / Tanggal        :       Sabtu, 10 Oktober 2010
Waktu                      :       11.30 - 14.00 Wita
Tempat                    :       Kampus FBS (Sekretariat Aspirasi)
Hasil diskusi           :      Semua materi selesai diketik, tapi belum dirampungkan dan diatur (edit).
No
Nama
Nim
Ttd
Ket
1
A.Nurmiyanti Halik
095104003

Baju Kuning, Jilbab Kuning, Celana Abu-Abu dan Sepatu Hitam
2
Imam Shidiq Laewe
095104015

Kemeja Putih Bergaris Biru, Celana Abu-Abu, dan Sepatu Putih
3
Miranda S
095104017

Kemeja Hitam, Celana Biru, Jilbab Biru, dan Sepatu Hitam
4
Maryam Rajab
095104035

Baju Biru, Jilbab Biru, Celana Abu-abu, dan Sepatu Hitam
Rounded Rectangle: 17
LAMPIRAN
Berita Acara
Pertemuan III
Topik                      :       Pembagian tugas pada masing-masing anggota kelompok untuk mencari meteri yang akan dibahas nantinya.
Hari / Tanggal        :       Senin, 11 Oktober 2010
Waktu                      :       11.00 - 13.00 Wita
Tempat                    :       Pelataran Gedung DG
Hasil diskusi           :      Makalah sudah selesai dijilid dan sudah rapi
No
Nama
Nim
Ttd
Ket
1
A.Nurmiyanti Halik
095104003

Kemeja Putih, Rok Hitam, Jilbab Putih dan Sepatu Hitam
2
Imam Shidiq Laewe
095104015

Kemeja Hitam, Celana Abu-Abu dan Sepatu Putih
3
Miranda S
095104017

Kemeja Hitam, Jilbab Putih, Rok Putih dan Sepatu Putih
4
Maryam Rajab
095104035

Kemeja merah Jambu, Jilbab Hitam, Rok Hitam, dan Sepatu Hitam.
Rounded Rectangle: 18